Refleksi semburat pagi


Salah satu proses dalam pembentukan dan penyebaran dakwah islam pada periode awal kenabian adalah bagaimana Rasulullah SAW merekrut generasi terbaik yang masyhur dari setiap kelompoknya.
Dikatakan dalam sirah nabawiyyah, nabi sudah memposisikan peran keislaman para sahabat yang memiliki kedudukan strategis dalam struktur dan kultur masyarakat.

Bagaimana dari as sabiqunal awwalun, kita mengenal sosok Bunda Khadijah yang memiliki perniagaan berlimpah dan disegani oleh kalangan saudagar, lalu ada Abu Bakar Ash-Shiddiq seorang saudagar pula, dihormati oleh kaumnya, memiliki kemampuan intelegensi dalam mengingat silsilah nasab kaum arab makkah, Saad bin Abi Waqqash berislam pada usia 17 tahun, namun kemampuan dalam berperangnya tidak diragukan lagi, sehingga sepanjang hidupnya dihabiskan untuk menjadi panglima militer baginda nabi.

Lalu bagaimana doa Nabi Muhammad SAW untuk islamnya Abu Jahal atau Umar, walau akhirnya hidayah Allah berkehendak kepada islamnya Umar, namun kesamaan dari mereka berdua adalah tokoh masyarakat yang disegani dan punya banyak pengikut.

Inilah sebuah metode terobosan yang dipakai oleh Baginda Nabi untuk meletakan 'batu pertama' dalam penyebaran dakwah, An nukhbah.
merekrut kader kader unggul, merekrut generasi terbaik dalam setiap lini masyarakat, lalu ditempa dan digembleng di rumah Arqam secara ruhiyyah dan fikriyyah.
Bahkan bisa kita sebut, bahwa mereka adalah 'pasukan khusus' yang langsung dibentuk oleh manusia terbaik, Baginda Rasulullah SAW.

Maka jika kita kontemplasi kan dalam perjalanan dakwah kita saat ini, metode an nukhbah bisa senantiasa kita lakukan, dengan cara memperkaya diri untuk menyiapkan identitas seorang Da'i ketika terjun di masyarakat.
Mengikuti dan terlibat kegiatan kegiatan positif di berbagai lini, mengasah kemampuan sesuai kecenderungan masing masing, hingga memiliki sebuah spesialisasi yang teruji, dan bisa menjadi daya tarik untuk dakwah itu tersendiri.

Bagaimana proses an nukhbah mengajarkan kita, bahwa dalam rangka penyebaran dakwah, hendaknya setiap pribadi kita berlomba lomba, untuk menjadi kader islam yang unggul, memiliki kompetensi yang baik dalam suatu bidang tertentu, sehingga kontribusi kita bisa melampau jauh, sebagaimana kontribusi dan spirit pasukan khusus Baginda Nabi kala itu.

Laksana oase di tengah gurun, 

Laksana embun di pagi hari, 

Maka kehadiran pribadi muslim yang unggul, 

Akan selalu dinanti oleh umat ini. 

اللهم استخدمنا و لا تستبدلنا





Pagi hari di Isma'iliyah,
Menghirup nikmat iman dan islam. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REPLY 1988

Menemukan cinta

Jatuhnya daun itu