Perpisahan di ujung malam


Aih, nyatanya keberadaan kenangan beriringan dengan sebuah perpisahan. 

Mulai dari tengah bulan ini, sejak hari di wisudanya kaka kaka, diriku mulai sering khawatir, kepada siapa diriku akan mencari inspirasi tanpa kata, kepada siapa diriku melihat spirit dan senyuman ikhlas walau di tengah keterbatasan diri. 

Bagi diriku, yg masih belajar ini,
Terkadang kutemukan rasa takut, rasa takut bahkan untuk belajar menjadi "orang baik", rasa takut di benci, rasa takut dikucilkan, rasa takut terasingkan dari lingkungan. 
Hingga ku bertemu mereka, 
Yg mengajarkanku tanpa kata, 
Kisah mereka, kehidupan mereka, menjadi inspirasiku sesungguhnya, 
"Jangan takut untuk mengatakan kebenaran jah, bahkan ketika itu pahit sekalipun"

Aku belajar dari mereka, 
Soal harga sebuah pengorbanan, 
bahkan sekecil apapun itu, 
Mataku menjadi terbuka, 
Hatiku menjadi meluas, 
Hingga kutemukan bahwa yg membuat pengorbanan terasa dahsyat bukanlah seberapa besar rasa sakitnya, tapi seberapa besar rasa ikhlasnya. 

Dari mereka ku belajar, 
Untuk menjadi seorang gadis yang cepat tanggap bahkan telaten,
Karena itu adalah modal pertahanan seorang pejuang, 
Bagi mereka yang memilih ikut berjuang. 

Di ujung malam ini, 
Hatiku kembali membuncah, 
Mengkhawatirkan suatu hal, 
Tentang sebuah pembelajaran, 
"Jikalau memang aku telah belajar banyak dari mereka, 
Lalu apa yang bisa kuteruskan untuk generasi selanjutnya"

Aih, lagi lagi ternyata inilah rasa gelisah yg telah engkau rasakan dalam setiap malam, 
Gelisah keadaan adik adik kelasnya, 
Gelisah akan masa depan generasi islam, 
Gelisah akan urusan diri sendiri yg bahkan kadang terabaikan. 

Mungkin sudah saatnya diriku, 
Tak lagi menatap nanar kenangan bersama kalian, 
Mungkin sudah saatnya diriku menoleh kembali kedalam lubuk jiwa, dan mencari senyawa semangat yang sama, 
Sehingga kebaikan akan selalu ada, 
Dan jarak tak akan jadi kendala. 

Terimakasih sudah memberikan pelajaran terbaik, 
Tentang inspirasi tanpa kata, hingga hatipun dibuat jatuh cinta. 
Terimakasih telah menerimaku apa adanya, 
Kuyakin kesempatan bertemu akan selalu ada, 
Insya Allah. 

Salam hangat, 
Jahidah, 
Yang sudah membuat riuh hidup kalian. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

REPLY 1988

Menemukan cinta

Jatuhnya daun itu