USAHA SI SULUNG


"nak, belajar yang baik, dapatkan nilai yang bagus, jadilah contoh untuk adik adikmu",
ucapan tersebut merupakan hal lumrah yang sering didengar oleh si sulung.
Namun si sulung merasa tidak terima, mengapa hanya dirinya yang dituntut untuk bisa ini dan itu, sedangkan adik adiknya tidak.
Si sulung iri, dia merasa dibedakan.

Hingga pada suatu hari, si sulung tidak kuat lagi menahan keluh kesahnya, bertandanglah si sulung ke rumah guru ngajinya, bercerita tentang keluh kesahnya sambil menangis,
Sang guru ngaji mendengarkannya dengan saksama, setelah puas si sulung mengungkapkan keluh kesah dan uapan emosinya, dengan tenang sang guru mengambil qur'an, 

"tahukah nak, Qur'an ini adalah pemberian dari orang tuamu, saya masih mengingat dengan jelas, ketika ayah dan ibumu dengan wajah berbinar mengantar anaknya ke TPA ini, dengan muka yang cerah, ayahmu berkata, "ustazah, tolong didik anak saya agar bisa menjadi penghafal al-qur'an, anak saya ini memorinya sangat kuat sekali", ayahmu bercerita dengan semangatnya tentang kelebihanmu, bahkan ustazah saja kewalahan mendengarnya.

Kemarin juga ustazah bertemu dengan ibumu, ketika di pengajian, beliau meminta kepada seluruh jama'ah untuk mendoakanmu yang sedang melaksanakan ujian kelulusan sekolah, 
Coba tanya kepada seluruh warga disini, siapa yang tidak kenal si sulung anak ayah dan ibumu,

Setelah engkau merantau pula, saat itu ustazah sedang menyimak bacaan qur'an adikmu, tapi ada yang berbeda dari hari itu, adikmu terlihat lesu dan tidak bersemangat, saat saya tanyakan tentang penyebabnya, dengan muka sendu, adikmu menjawab "teteh sedang sakit ustazah"

Nak, di dunia ini banyak suatu jawaban,
Yang memang kita tak bisa mendapatkannya dari orang lain,
Karena kau harus menyadari dan mencarinya sendiri. 

Tapi ketahuilah nak,
Jauh sebelum kau bertandang kemari, 
Saya tahu, bahwa keluargamu sangat cinta dan bangga padamu, dengan cara mereka masing masing"

Lepas kejadian itu,
Si sulung pun medapatkan jawabannya,
Dari jawaban itu, dia paham akan satu hal, bahwa usahanya tidak pernah cukup untuk menandingi kasih sayang keluarganya selama ini.

Alhamdulillah bi ni'matihi tatimmu ash sholihaat

Edisi nostalgia kenangan keresahan anak pertama dgn sedikit ubahan, edisi kangen rumah, ingin pulang secepatnya untuk memeluk umi abi dan adik adik. Aamin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REPLY 1988

Menemukan cinta

Jatuhnya daun itu