Jangan pernah kalian lepaskan!

Hmm ujian Al Azhar yang terus menerus diundur tidak memberiku efek apapun, belajar masih kaya gitu aja, mager dan kantuk yg senantiasa menyerang, dan update gosip harian yg tak pernah ketinggalan tentunya. 
Ketika melihat laman blog yg sudah lama tak kuisi, aku memutuskan membuat tulisan ini sebagai bukti bahwa ujian diundur memberikanku sedikit efek, yaitu aku bisa nulis satu cerita minimal wkwkw.

Kali ini aku ingin mengisahkan seorang kawan, yg kalau boleh jujur, walau kami satu sma dulu, kami baru lumayan dekat sekarang di kuliah,
Aku dan kawanku ini kalau boleh dibilang, terdapat beberapa perbedaan, eh atau banyak yaa, intinya seperti kolam susu sama kolam air tawar, jika dia suka menonton kajian, aku lebih suka nonton podcast/klarifkasi yang tak pernah selesai ujungnya, jika dia menaruh orang yg enak dipandang adalah seperti fatur ex. BEM UGM, aku masih menaruh angga yunanda sebagai orang yg sangat enak dipandang, atau dia yang lebih suka nonton sinema indonesia terutama yg memotivasi, sedang aku terlalu rajin menonton netflix yg kadang bikin halu, hingga masih terbayang kata kata "ur grace indeed".
Nah kan, emang dasar aku! 

Yap perbedaan yg terbilang banyak, namun justru membuat kami menjadi dekat, 

Singkat cerita, di semester 3 (tk 2 Al Azhar) kami mendapat amanah untuk duduk dalam wadah pengembangan diri yang sama,
Ketika itu kami ditanyai pendapat oleh salah satu kaka kelas, yang memang merupakan salah satu stake holder di organisasi masisirwati, "kenapa kalian milih ikut organisasi? ", tanyanya.
Aku menjawab duluan, masih ingat sekali jawabanku yg terlalu klise alias tidak ada esensi, "ya karena emang udah bawaan dari Husnul aku udah suka organisasi ka, jadi kaya aneh gitu kalau ga organisasi, tapi aku sekarang malah ngerasa aneh dengan organisasi, ngerasa missorientasi."
Lalu kawanku yang satu ini menjawab, "kalau aku beda ka, aku ga kaya jahidah yg emang suka organisasi, berkomunikasi dgn orang banyak, aku pribadi lebih suka yah, komunikasi dgn lingkaran kecil ka, tapi aku sadar, ternyata ada peluang kebaikan dan ada sesuatu yg harus kita rubah didalamnya, akhirnya aku milih terjun di organisasi.", kira kira begitulah perkataannya, kurang persis, dan masih sangat kuingat inti dari percakapan itu, yg membuatku sangat tertegun dan tersadar, i wasted my time, capeknya aku selama ini belum tentu bernilai di mata Allah, karena hanya dijadikan sebagai hobi dan penyaluran minat. 

Satu lagi kejadian yang sangat berkesan bagiku, kala itu organisasi yg kami ikuti, mempunyai program yang belum jelas dalam segi pelaksanaan dll, namun memang ketika rapat bersama, sudah diagendakan untuk merealisasikan hal ini, lalu kawanku ini bertanya kepadaku, "jah, gmn ya perkembangan program kita, ga ada kemajuan nih, ga ada yg koar koar juga, menurut kamu kita harus ngapain ga? "
"aku udah males ah mikirin ini, kaya ga ada kemajuan, lagian orang orang belum tentu juga suka ama program kita." jawabku, yang memang pada saat itu sedang jenuh jenuhnya dan hanya ingin hidup tenang dan damai didalam selimut. 
"hmm aku sama sih jah, males juga mikirinnya, tapi yg aku takutin, kita ga bisa mempertanggung jawabkan amanah ini ke Allah."
Jlebb, aku cuma diam seribu bahasa, menerawang langit kamar, selama ini aku hanya mendengar ucapan cuap cuap manis dalam pidato tentang hakikat amanah, namun kata kata yg kawanku lontarkan berbeda, rasanya seperti benar benar dari hati, sehingga aku yg mendengarnya pun hanya terdiam dibuatnya. 

Yah itu kawanku, 
Dia tak pernah menasehatiku secara langsung, dia tak pernah mengkritik diriku yang sangat santai dan ceroboh, dia tak pernah menyindirku yang suka telat atau bahkan sangat berisik ketika menyetel lagu,  yang jauh dari seleranya.
Yang dia lakukan hanya mengucapkan kata kata sederhana namun menyentuh hati, agar senantiasa ingat kepada Allah. 
Yah kawan, yang bahkan hampir berbeda segala kecondongan hidup, tapi dengan kehadirannya membuatku semakin lebih menghargai pemberian Allah. 

Teringat memori silamku, jika kalian sudah membaca tulisanku yg berjudul reply 1988, saat itu Allah juga memberiku sosok kawan yang hampir mirip dengan ini, namun diriku terlalu asik dengan duniaku, sehingga tak sadar dgn kehadirannya yg begitu penting, sampai Tuhan yg menyadarkannya.
Mungkin kalian pernah menemukan sosok seperti ini, atau suatu saat akan menemukan sosok kawan seperti ini, ketika nanti kalian bertemu, jangan pernah kalian lepaskan, bahkan sedikitpun, karena mereka tidak akan menjadi sebatas tempat curhat tapi juga teman mengukir sebuah perubahan. 

Teringat quotes salah satu role model bagi diriku, "seburuk buruknya kamu, sebandel bandelnya kamu, semalas malasnya kamu, bahkan walau kamu merasa menjadi yang paling tidak ada apa apanya dibanding mereka, jangan pernah kau lepas dari mereka, karena mungkin ketika kau duduk bersama mereka bahkan walau sebentar, menjadi suatu kebaikan dahsyat di mata Allah dan bisa jadi karena bersama merekalah, kau bisa ke syurgaNya."

Yap, sekali lagi pesanku, 
jika menemukan sosok seperti ini, 
Jangan pernah kalian lepaskan! 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

REPLY 1988

Menemukan cinta

Jatuhnya daun itu