Bunga matahariku


Tepat kemarin pada tanggal 20 februari, si bungsu ulang tahun. 
Asma haniyyah namanya, jarak 13 tahun antara diriku dengannya lumayan berpengaruh dalam hubungan kami, dia lahir ketika aku di pesantren, sehingga aku tidak sempat membantu umi mengasuhnya ketika bayi, alhasil bonding antara kami berdua serasa berbeda dgn adik adikku yg lainnya, yang memang tumbuh besar dengan sedikit pertolonganku sebagai kakak. Aku bertemu Asma hanya ketika liburan pesantren saja, bahkan ketika dia beranjak 6 tahun dan mulai bisa diajak komunikasi interaktif dengan diriku, aku justru pergi ke Mesir, yang membuat jarak kami semakin jauh. 

Sebelum bercerita banyak tentang Asma, aku akan flashback sebentar, masih ingat persis, ketika satu SMA, aku membaca sebuah novel serial anak anak mamak karya tere liye, diantara ke empat buku itu, buku amelia alias si anak bungsu yang berhasil membuatku menangis sesegukan, terutama dibagian ketika amelia sadar bahwa selama ini, kak eli yang hobi memarahinya sangat sayang padanya hingga rela menggendong dirinya walau kaki kak Eli terkena duri rumput ilalang.

Kembali ke kasusku dan Asma, ketika aku bertemu dirumah pun, perhatianku sebagai kakak pertama kepadanya tidak bisa sepenuh yang mungkin dia harapkan, sejak Allah menitipkan anak ketiga alias adik keduaku yang berkebutuhan khusus, menuntut kami memberikan perhatian extra kepadanya dibanding siapapun tanpa terkecuali, 
Aku tidak tahu apa yang persis Asma rasakan, seperti anak kecil tapi dituntut untuk bersikap dewasa.

Asma punya rambut ikal yang berbeda dengan semua saudaranya, sehingga membuatku seringkali menjahilinya, "emang kamu anak umi, anak tong sampah kali", dan berkali kali membuatnya menangis dengan olokan itu,  
Pernah pula pada saat itu, keluarga kami sedang banyak sekali pengeluaran sehingga harus ada yang berkorban, awalnya aku tak sadar apa yang dimaksud pengorbanan itu, hingga suatu hari, aku yang tak pernah tau Asma sekolah dimana, ikut pergi menemaninya sekolah, aku kaget sekali dengan keadaan TK tempat dia bersekolah, berbeda jauh dengan TK kakak kakaknya yang kalau bisa dibilang sangat nyaman dgn fasilitas lengkap, 
Ketika dia sudah memasuki kelas, saat itu abi yang mungkin menangkap pandanganku yang bingung dengan bangunan TK tersebut berkata, "masya Allah yah Asma, orang lain mah biasanya anak bungsu yang paling enak hidupnya, ini Asma yang harus berkorban buat umi dan abi,, dan Asma juga ga pernah komplen teh, tentang dia yang TK nya ga sama kaya kakak kakaknya".
Ketika pulang ke rumah, Aku yang dibonceng abi naik motor masih termenung mendengar hal itu. 

Baru baru ini pula, aku melihat snap wa umi, disitu aku sadar umi telah memulai salah satu aktivitasnya, yang sempat terhenti karena fokus mengurusi adikku yang berkebutuhan khusus, lalu aku bertanya, "terus aa gimana mi?, umi dengan indah menjawab, "untuk kebaikan pasti akan ada nashrullah teh, umi disini juga dibantu Asma, Asma justru lebih cekatan bantu umi dibanding kaka kakanya."
Terjawablah sudah kekhawatiranku sebelum pergi ke Mesir, "apakah umi yang LDR sama abi bisa menjaga diri walau tanpa bantuanku?", dulu aku sangat khawatir, karena memang pada saat itu, umi seringkali mengandalkanku untuk membantunya dibanding adik adikku yang lain. Namun kekhawatiranku terjawab dan hilang sudah,
Yap, dialah Asma, si bungsu cekatan dengan senyuman riang serta rambut ikal bergoyangnya.
Dialah yang paling setia menemani dan berada di sisi umi dibanding siapapun,
Dialah sesosok kecil mungil namun dikaruniai hati yang luas dan lapang. 

Teruntuk Asma, 
Jujur susah susah aku mengingat setiap momen bersamamu, karena mungkin terbilang sangat sedikit dibanding dengan yang lain, Mungkin juga kau di masa ini belum mengerti, apa maksud tulisanku, tapi ketahuilah bahwa kelak kau akan menjadi anak perempuan yang paling cekatan dan bisa diandalkan di keluarga kita, Kau akan jadi yang paling kuat berdiri menjaga rumah kenangan kita, 
Mungkin juga kau tahu, salah satu bunga favoritku adalah bunga matahari, maka kau ibarat bunga itu Asma, Yang membuatku bahagia ketika melihatnya. 
Terimakasih Asma telah mengajarkanku banyak hal, 
Terimakasih bunga matahariku, 
Selamat ulang tahun yang ke 8!

Tertanda, 
Teteh farhah yang sangat sayang padamu.

Cairo,  21 februari 2021



Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Baarokallah teh,terus lah menulis agar tulisan mu bisa menjadi ibroh u org lain

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

REPLY 1988

Menemukan cinta

Jatuhnya daun itu