Semoga Tuhan jatuh cinta kepadamu


Baru baru ini saya menonton film Indonesia lama yang begitu menggugah, judulnya 3 hati 2 dunia 1 cinta dan diproduksi oleh Mizan house, 
Salah satu scene yang sangat menyentuh diri saya pribadi adalah ketika si Rosid (tokoh utama) seringkali bertikai dengan abahnya, karena si Rosid yang tidak mau memakai peci dan berpenampilan religius, ditambah lagi ketika abahnya tau bahwa si Rosid berpacaran dengan yang berbeda agama, hingga puncaknya abah mengusir Rosid dari rumahnya. 
Namun ada sesuatu yang menyentil dari adegan pertikaian ini, kehadiran seorang umi yang senantiasa berusaha meredam marah sang abah kepada anak laki lakinya, berusaha mengalihkan perhatian abah dengan mengajak pergi ke sesuatu tempat, atau mengalihkan pembicaraan, hingga ketika abahnya menyuruh Rosid keluar dari rumah,  sebagai seorang istri yang baik, umi juga tidak dapat melawan perintah suaminya, namun dengan naluri seorang ibu, dia pergi menghampiri Rosid yang sudah siap keluar dari rumah, sambil berkata sendu, "tunggu dulu yaa, umi ambil tabungan dulu, lumayan bisa buat ongkos Rosid".
..

Sebelum ke Mesir pula, saya sempat bertikai hebat dengan abi, saat itu abi benar benar marah dengan tingkah saya yang memang keterlaluan, hingga puncaknya aku lari ke kamar dan menangis sejadi jadinya karena dibentak keras oleh abi. Abi yang tidak suka sekali melihat ada anaknya yang menangis, membuatku harus membekap muka ke bantal agar tangisanku tidak terdengar, sayup sayup dari luar kamar, terdengar suara umi yang membelaku dan memohon pada abi agar memaafkanku.
..

Bahkan ketika memang saat itu kita salah, ibu tetap hadir untuk menjadi tameng terkuat di muka bumi, melindungi kita di garda terdepan,  agar kita tetap bisa terjun dan berjuang di arena peperangan walau badannya kelak akan penuh luka, ketika ditanya "kenapa rela berkorban seperti ini?", alasannya sungguh sangat sederhana, "yang penting aku bisa melihat anakku bahagia."
..

Kasih ibu kepada beta,
Tak terhingga sepanjang masa, 
Hanya memberi tak harap kembali, 
Bagai sang surya menyinari dunia. 

Untaian bait lagu yang tak cukup menggambarkan kekuatan seorang ibu, namun cukup menjadi pengingat kita, agar tak henti menyisipkan namanya dalam doa.
Harapanku saat ini, semoga Tuhan pencipta alam jatuh cinta kepadamu, melihat kau yang tegar berdiri mejaga titipanNya tanpa lengah sedikitpun, melihat kau yang menyeka air mata di malam hari sembari memohon agar menjadikan anak anaknya orang yang sholih, melihat kau yang tidur terlelap dengan kerutan dipipi tanda bahwa kau memikirkan banyak hal dan menanggung beban yang berat. 

Semoga Tuhan jatuh cinta kepadamu, wahai ibu, hingga ia tak pernah lepas melindungi dan mengasihimu, hingga ia menempatkanmu bersama orang orang yang dikasihiNya. Aamin



Dariku,
yang genap 20 tahun dalam asuhan umi. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REPLY 1988

Menemukan cinta

Jatuhnya daun itu