Pemberi Harapan palsu


"justru dari harapan palsu itulah, terbentuk sebuah mental tahan banting"

Terkadang, ada beberapa peristiwa pahit kehidupan yang masih teringat dalam memori kita, bahkan walau itu terjadi jauh dimasa lampau.
Sebut saja, harapan palsu.
Ketika orang sudah dizona bahagia tiba tiba jatuh terhempas kebawah, dan sadar bahwa zona bahagianya hanya ilusi semata dan telah hilang sekejap.
Harapan palsu tak hanya berkaitan dengan "love relationship", dia berkeliaran diberbagai lini kehidupan kita.
Dan kali ini aku akan sedikit berkisah, tentang beberapa kisah harapan palsu-ku.

10 tahun silam, 
ketika itu aku masih kelas 6 SD, seperti biasa untuk mempersiapkan ujian nasional, seluruh siswa mendapat tambahan pelajaran sehingga kami pulang lebih telat dibanding siswa lain. Ditengah pelajaran, guru MTK memanggilku sambil menyerahkan hp-nya,
Ketika kutempelkan hp-nya ke telinga, terdengar suara abi,
"teh, insya Allah nanti abis kerja abi jemput kamu ya ke sekolah, ga usah naik jemputan"
Bukan main girang-nya aku, karena sejak TK aku sudah naik jemputan sekolah, berbeda dengan adik-ku yang bahkan dulu tidak mau berangkat sekolah jika tidak diantar abi.
Bel berdering nyaring, tanda selesai tambahan pelajaran kami, semua berhamburan keluar kelas, tiba tiba supir jemputan datang menghampiriku yang sedang duduk disamping lapangan,
"farhah, ayo pulang keburu maghrib"
"engga pa agus, kata abi nanti abi mau jemput aku"
"oke kalau gitu, pa agus duluan ya"
15 menit berlalu. 30 menit berlalu
Guru guru mulai pulang kerumahnya masing masing, tersisalah guru piket yang menghampiriku, 
"farhah, jadi ga dijemput sama abi? Mau pulang ga bareng ibu?"
"engga bu, aku nunggu abi aja"
"coba ibu telpon abi farhah ya,,, 
Ternyata gak diangkat nak"
"iya bu makasih, kayaknya abi lagi dijalan maka-nya gak ngangkat telpon, ga papa bu, aku nunggu aja disini"
"yaudah ibu duluan ya, ada pak santo(satpam sekolah) masih mau ngunci kelas"

45 menit berlalu.
Aku mulai gelisah, belum muncul tanda abiku sampai ke sekolah. 
Langit semakin gelap, akhirnya aku memutuskan untuk menyerah menunggu abi. Dengan sisa uang yang kumiliki kuputuskan untuk pulang sendiri,
Ketika tiba diangkot tak terasa air mataku menetes.
◾◾◾◾◾◾◾
5 tahun lalu, 
saat itu masih teringat aku duduk dibangku 3 SMP, lagi padat padatnya kegiatan berupa Try out mulai yang dikeluarkan dari sekolah, pemerintah kota, hingga nasional.
Pada saat itu diadakan Try out tingkat kota, beberapa minggu setelah itu, tiba tiba ada salah satu temanku menghampiri,
"jahidah, selamat yaaa kamu dapat urutan pertama TO se-kuningan"
Aku merinding bukan main saat itu, mimpi apa aku semalam, teman teman kamar satu persatu mulai menyalami.
Ternyata kebahagiaan itu tak berlangung lama, ketika rilis pengumuman resmi dari pemerintah kota, aku kaget ternyata bukan namaku yang berada diurutan pertama, hanya huruf depan saja yang mirip.
Entah saat itu perasaanku kacau balau,
Malu, kecewa, sedih bercampur jadi satu.
◾◾◾◾◾◾
2 tahun lalu,
saat aku duduk dibangku 3 SMA, memang pada waktu itu sedang ramai ramainya seleksi untuk delegasi lomba MTQ.
Akhirnya aku terpilih bersama dua temanku untuk mewakili lomba syarhil quran dari sekolah. Tingkat kelurahan berhasil kami lewati, tibalah ditingkat kota dan kabupaten, kamipun berusaha semaksimal mungkin dan berhasil menjadi juara 2 putri, karena kami menjadi juara 2, kami tidak bisa melanjutkan ke babak provinsi, tapi memang pada saat itu kami yakin inilah yang terbaik.

Tiba tiba salah satu guru menghampiriku, 
"jahidah, nanti kamu siap siap ya, kamu kepilih jadi pensyarah buat lomba MSQ di provinsi nanti"
Kaget bukan main aku pada saat itu, karena pada saati itu kami juara 2 dan tidak mungkin untuk lanjut ke provinsi.
"beneran ustaz?"
"iya jahidah, jadi ternyata para juri mengambil satu orang dari tiap juara untuk lanjut keprovinsi, dan anti salah satu yang terpilih"
Merinding persis aku pada saat itu, karena dari kami bertiga, yang dipilih hanya aku.
Merasa berat sekaligus senang karena akan melanjutkan perjuangan teman teman.

Selang beberapa hari, ditengah persiapanku untuk menyiapkan materi lomba dan try out,
Tiba tiba aku kembali dipanggil guruku,
"jahidah,, ustaz minta maaf sekali, ustaz pun kaget akan hal ini, tiba tiba nama anti dicancel, lalu diganti dengan yang lain"
Entah kenapa sesak dadaku pada saat itu, masih teringat hingga saat ini, aku yang begitu kaget mendengar kabar itu,
"ustaz pun ga tau jahidah, tiba tiba diganti sama tim yang ngurus MTQ kota dengan orang yang bahkan kemarin tidak menjadi peserta lomba, ustaz minta maaf ya jahidah"
"iya ustaz, ga apa, toh ini bukan salah ustaz juga, insya Allah ini yang terbaik ustaz"
Masih ingat saat itu sedang Try out dan kebetulan kamarku benar benar diseberang lab.komputer, aku langsung berbalik pelan ke arah kamar, kemudian menangis pelan diatas bantal.
◾◾◾◾
Ya, mungkin semua dari kita punya kisah seperti itu, sakit hati yang diakibatkan hanya karena sebongkah harapan.
Tapi dibalik harapan palsu itu, muncul sesuatu yang lebih berharga dan tak terkira,
"sebuah mental tahan banting" itulah yang muncul, mental tidak takut ditolak, mental tidak takut kalah, mental untuk menerima kenyataan dengan lapang dada.

Bagaimana disitu aku belajar, untuk memaklumi abi yang ternyata ada pasien sehingga tidak bisa menjemputku.
Bagaimana disitu aku belajar, memaafkan keadaan dan menahan rasa malu sekaligus kecewa atas informasi salah yang disampaikan temanku.
Bagaimana disitu aku belajar, berlapang dada atas segala kejadian, yang bahkan aku tidak mengerti akan kelogisan mengapa harus diganti dengan orang yang bahkan -bukan peserta lomba"

Seperti tulisan tere-liye disalah satu bukunya yang berjudul hujan dan kemudian kusimpulkan menjadi suatu pelajaran penting,
"begitu banyak kekecewaan akan harapan yang hilang, rasanya begitu sakit bila mengingatnya hingga membuat dada ini sesak, tapi sesak itu hanya timbul ketika engkau belum bisa memeluk kenangan itu dengan ikhlas"
Ibarat juga kita meminum obat tablet kunyah,
Pahit memang, namun mau tidak mau harus kita kunyah sekuat tenaga, agar sembuh dari penyakit.

Ya, dari beberapa kisahku akan harapan palsu ini, semoga bisa membantu untuk sama sama belajar ikhlas, belajar untuk melepas segala sesuatu yang berjalan diluar kehendak kita.
Karena kelak dari lapangnya dada itu, akan tumbuh sebuah hadiah yang jauh lebih berharga, hadiah itu membuat kita menjadi pribadi lebih kuat, pribadi lebih bersahaja,
Hadiah itu bernama MENTAL TAHAN BANTING






Komentar

Postingan populer dari blog ini

REPLY 1988

Menemukan cinta

Jatuhnya daun itu