Surat untuk masa depan
Nak, ini adalah tulisan ibumu ketika dirinya genap menginjak 22 tahun, usia fundamental dimana keputusan keputusan berharga mulai dimantapkan dalam hidupnya. Nak, dulu aku pernah membaca novel berjudul "Eliana", Eliana, benar benar menggambarkan apa yang kelak akan aku lakukan, menjaga keluarganya, menjaga adik adiknya, hingga bergulirnya waktu, eliana menjadi seorang aktifis lingkungan, mengkritik pemerintah kejam yg posesif kepada pembangunan yang terbilang "asal". Pada masa itu, aku merasa jiwa kebebasanku, serta naluriahku terpanggil, untuk terlibat dalam menegakkan keadilan dalam negeri. Hingga, betapa lucunya, dulu ibumu, pernah bercita-cita, "kalau aku lulus pondok, aku pengen ikut demo mahasiswa, pengen jadi bagian korlapnya". Aih, cita cita polos dari seorang remaja putri yg khawatir pada negeri. Nak, dulu ibumu pernah berpikir, apakah gejolak kekhawatiran ini akan melampaui batas kodrat perempuan dalam islam? Semakin dalam aku be...