Mewarisi "tulisan Natsir"
Mewarisi "tulisan Natsir" Sekali lagi kawan, mari kita mulai menulis! Waktu itu aku dan abi melakukan safar ke rumah nenek di Tangerang, ketika hendak pulang ke Bogor, kami tertinggal bis yang biasa dinaiki. Malam pun semakin larut, bis yang biasa kami naiki ternyata tidak ada yg berikutnya, sedangkan abi harus mengejar dinas esok hari, dan tersisalah sebuah oplet kecil penuh sesak, "teh, kita naik ini ya bismillah, abi harus ngejar dinas" Ketika masuk ke dalam oplet, jujur aku belum pernah menaiki oplet yg keadaannya seperti itu. Sesak, bau rokok, bayi menangis, bahkan ada yang bawa ayam dalam tas jerami, ditambah lagi ventilasi dan jendela yg sangat sempit menambah ruwet situasi didalam oplet. Tak terasa aku menangis, bukan menangis karena terharu kawan, tapi aku menangis karena tidak kuat dgn kondisi oplet dan ingin cepat cepat keluar. Abi yang duduk tepat disebelahku melihatku menyeka air mata, "gak bisa teh, hal kaya gini ga bisa kamu selesaikan dengan men...