Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

GOMBALAN MAUT

Gambar
entah kenapa, rasa rasanya diriku cukup senang mendengar perkataan itu Masa remaja, masa peralihan dari kanak kanak menuju dewasa. Berbagai teori psikologi mengatakan betapa butuhnya pengawasan ekstra dari orang tua jika anaknya mulai mengalami masa ini. Berbagai lagu dan novel pula, mengangkat dari sisi kehidupan remaja, baik soal percintaan, petualangan maupun persahabatan. Masa SMP-ku bisa dibilang biasa biasa saja, masih polos, belum sesuai jika dicocok-kan dengan ciri ciri psikologi anak remaja, Masih cuek soal penampilan, masih ingin main main, masih susah jauh dari orang tua, Yah, kaga ada bedanya-lah sama anak sd. Berbeda dengan adik perempuanku, dari SMP dia lebih cekatan soal penampilan, sudah mulai merawat diri dengan baik, sedang aku untuk main panas panas-an ketika liburan pun masih aku lakukan. Aku pikir, dia terlalu genit dan terlalu ribet, Gak cocoklah sama kepribadian-ku. Pemikiran anak SMP yang sungguh klise, Jikalau dikata iri karena dia lebih cantik, mun

REPLY 1988

Gambar
" aku tuh lagi suka banget sama drama korea, judulnya reply 1988 zah!" "aku punya tau jah dramanya" Jahidah farhati ketika satu SMA adalah anak yang begitu "menggilai" drama korea, bukan anak teladan sudah pastinya, masa satu SMA-nya dihabiskan dengan waktu membawa laptop ilegal ke kamar dan menonton secara marathon dari pulang sekolah hingga malam. Tahun baru, ajaran baru, maka wajar pasti ada anak baru. Kala itu aku dan teman kamar sedang mengobrol didepan, dan posisi kamarku saat itu diatas dan menghadap lapangan basket, terdapatlah tiga orang anak baru yang sedang bermain badminton "eh, itu anak baru angkatan kita kan?" "iya jah, namanya azzah, nahda, sama puput" "hmm, cantik cantik ya anak baru" Itulah pertama kali kumendengar namanya. Walau masa satu SMA-ku bisa dibilang lumayan kelam, tapi teman teman masih mempercayaiku untuk "bergelut" di organisasi, Sebagaimana tradisi dipesantren, ketika mulai

JIKA TUA NANTI [Sebuah prolog]

Gambar
Ada pepatah mengatakan, Hidup itu ibarat cerita dan kamulah yang menentukan isi cerita tersebut. Jikalau dikatakan hidup itu cerita, maka cerita terbaik adalah dalam bentuk tulisan, karena dengan tulisan cerita tersebut akan mengalir ke generasi selanjutnya dalam bentuk yang sama dan kemungkinan adanya perubahan hanya sedikit. Sebenernya dangdut banget sih, Tiba tiba kepikiran, nanti kalau saya udah tua, belum tentu bakal inget kejadian seru masa SMA, padahal seru banget kalau bisa diturunin ke anak cucu. Akhirnya timbul kekuatan plus ide soal "kenapa gak kamu tulis kisah bersejarah soal dirimu biar anak cucu kamu bisa belajar dari ceritamu?" Oke, memang sangat dangdut. Padahal 20 tahun aja belum, tapi udah mikir kalau jadi nenek nenek. Tapi intinya, diluar bayangan saya soal tulisan dan anak cucu saya, Semoga saja suatu saat ada yang ter-inspirasi, dan mengambil hikmah dari kisah saya ini. Ya, Semoga saja 10 April 2020